Jakarta

Pensiunan bankir ini mencoba menghidupkan kembali bisnis kopitiam tradisional. Kunci suksesnya ternyata ada pada adaptasi terhadap keinginan Gen Z saat ini. Inilah ceritanya!

Woon Tek Seng merupakan pria asal Singapura yang sebelumnya sukses berkarir di bidang perbankan atau disebut bankir. Setelah pensiun, ia mencoba mencari nafkah dengan mengembangkan bisnis kopitiam tradisional Singapura yang hampir tutup.

Bukan tanpa alasan ia memilih kopitiam. Sebagai pendatang asal Hainan, Tiongkok, masa lalu Woon Tek Seng sekitar tahun 1950-an lekat dengan kopitiam. Selama 40 tahun, dia mengunjungi kopitiam yang sama setiap hari.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Sayangnya, pada tahun 1992, Woong mendapat kabar bahwa pemilik kopitiam, Kheng Hoe Heng, menutup usahanya. Woon menjadi sedih karena dia akan kehilangan tempat dan menu favoritnya.

Sesuai Selera Gen Z, Pensiunan Bankir Ini Berhasil Menyelamatkan KopitiamWoon Tek Seng mengambil alih bisnis kopitiam yang kemudian diberi nama Killiney Kopitiam. Foto: Orang Dalam Bisnis

Ia yang baru pensiun berpikir untuk menyelamatkan kopitiam. Ia membeli bisnis tersebut dan 30 tahun kemudian, bisnis bernama Killiney Kopitiam dikenal sebagai salah satu jaringan kopitiam yang sukses di Singapura.

Mengumpulkan Orang Dalam Bisnis (1/1/2024), jumlah kopitiam di Singapura saat ini sebenarnya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun 1950-an. Saat itu, terdapat lebih dari 2.000 kopitiam di seluruh Singapura.

Namun kini, menurut Housing Development Board of Singapore, jumlah kopitiam di Singapura berkurang menjadi 776. Mengenai hal tersebut, Woon mengatakan, “Kami berusaha menjaga standar kopi agar masyarakat dapat kembali lagi kapan saja.”

Toko pertama Killiney Kopitiam berada di 67 Killiney Road. Lokasi ini terbilang strategis karena berada di tengah Orchard, kawasan perbelanjaan terkenal di Negeri Singa.

Woon masih mempertahankan bangunan aslinya. Dia dilaporkan membelinya sebelumnya dan sekarang harganya jauh lebih mahal.

Di Killiney Kopitiam, secangkir kopi dijual mulai dari SGD 2 atau sekitar Rp 23 ribu. Harga ini sedikit lebih mahal karena biasanya kopitiam lain menawarkan harga SGD 1,2 atau sekitar Rp 14 ribu.

Untuk menu lainnya, sama seperti kopitiam lainnya, Killiney Kopitiam menyajikan roti panggang dengan selai srikaya dan telur rebus. Paket sarapan populer ini dibanderol SGD 8 (Rp 93 ribu) di Killiney Kopitiam.

Sesuai Selera Gen Z, Pensiunan Bankir Ini Berhasil Menyelamatkan KopitiamMenu sarapan kopitiam spesial dengan roti bakar dan telur. Foto: Orang Dalam Bisnis

Berbicara mengenai bisnisnya yang masih diminati oleh Gen Z dan anak muda, Woon mengaku beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan mereka. Salah satunya dengan menyajikan varian rasa yang 'kekinian' seperti matcha dan teh susu.

“Ini menggabungkan tradisi dan tren,” kata Henry Oh, general manager Killiney Kopitiam. Mereka juga mempertahankan unsur tradisional kopitiam untuk menarik wisatawan.

Sesuai Selera Gen Z, Pensiunan Bankir Ini Berhasil Menyelamatkan KopitiamKilliney Kopitiam ingin mempertahankan budaya kopitiam di Singapura. Foto: Orang Dalam Bisnis

Namun, tidak dapat disangkal bahwa bisnis kopitiam di Singapura kini sedang sekarat. Pasalnya mereka bersaing dengan jaringan kedai kopi internasional seperti Starbucks dan The Coffee Bean and Tea Leaf.

Tien Yuan, keponakan Woon, kini menjadi direktur perusahaan Killiney Kopitiam. Ia mengatakan tujuannya adalah untuk mengembangkan bisnis sambil mempertahankan budaya kopitiam yang sebenarnya.

Saat Woon bersiap untuk pensiun, dia berharap Killiney Kopitiam akan menjadi warisan abadi. “Itu sangat sulit, tapi kami telah membangun nama kopi Singapura dan membuat kopitiam kembali populer,” pungkas Woon.

(alamat/pergi)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *