wonogiri

Di Dusun Pogog, Wonogiri, warga umumnya menanam pohon durian. Buah yang dihasilkan istimewa karena kandungannya yang kental dan rasanya yang manis. Durian ini dikenal dengan nama durian pogog.

Wonogiri merupakan salah satu daerah penghasil durian di Jawa Tengah. Ada beberapa jenis durian Pogog yang namanya diambil dari kampung asal pohon durian yaitu Dusun Pogog.

Dusun Pogog merupakan daerah dataran tinggi di Wonogiri. Dusun ini termasuk dalam wilayah Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Hampir seluruh warga di Dusun Pogog menanam atau memiliki pohon durian. Hal tersebut diungkapkan Ketua Kelompok Tani Unggul Jati, Desa Pogog, Rimo.

“Awalnya hanya sedikit (menanam). Yang 63 orang, sekarang hampir semuanya yang menanam. Di sini ada 150 KK (kepala keluarga),” kata Rimo saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (20/12). ).

Dikatakannya, budidaya durian di Pogog dimulai dari para penggiat pertanian Desa Pogog sejak tahun 2009. Kini jumlah pohon durian Pogog yang dibudidayakan sudah mencapai ribuan.

Soal perbedaannya dengan durian lain, menurut Rimo, yang bisa membedakannya adalah para pengguna atau penikmat durian. Namun yang pasti durian pogog dipanen setelah buah matang di pohonnya.

“Kami baru memanen (durian) saat durian sudah jatuh dari pohonnya,” ujarnya.

Pantauan detikJateng, daging durian Pogog cukup tebal dengan biji berukuran kecil. Rasanya manis dan warnanya kuning rata-rata. Tekstur isiannya tidak terlalu juicy sehingga menyerupai durian montong.

Penampakan Pogog Durian di Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, saat ditemukan, Rabu (20/12/2023).Penampakan Pogog Durian di Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, saat ditemukan, Rabu (20/12/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Rimo mengatakan, panen durian musim ini berbeda dengan panen sebelumnya. Pasalnya, bobot atau ukuran durian semakin berkurang pada musim ini.

Pada tahun sebelumnya, lanjutnya, rata-rata berat durian di atas 6 kilogram. Bahkan banyak yang mencapai 10 kilogram atau lebih. Sedangkan tahun ini rata-rata hanya berkisar 3-4 kilogram. Sulit menemukan durian yang beratnya lebih dari 5 kilogram.

“Iya, kendalanya karena cuaca. Panas sekali dan airnya kurang. Tapi walaupun kecil, rasanya lebih enak. Dulu yang beratnya 10 kilogram, masaknya tidak merata (dalam satu buah). Jadi tahun ini rasanya lebih enak,” jelas Rimo.

Katanya, durian Pogog dijual dengan harga per kilogram. Satu kilogramnya dijual seharga Rp 50.000. Rata-rata pembeli sudah datang ke Pogog sehingga petani tidak perlu berjualan di pasar.

Rimo menjelaskan, untuk pohon durian yang berumur di bawah 10 tahun, rata-rata satu pohon menghasilkan 15-20 buah. Sedangkan pohon yang berumur di atas 10 tahun atau besar dapat menghasilkan buah hingga 50 buah dalam satu pohon.

“Ini baru awal (musim panen durian). Sampai April (2024). Puncaknya (panen) Februari (2024). Pohonnya masih banyak,” kata Rimo.

Artikel ini telah tayang di detikjateng dengan judul Kelezatan Durian Pogog khas Wonogiri, dagingnya berwarna kuning tebal dan manis

(adr/adr)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *