Jakarta –
Menerima pesanan seafood dengan harga mahal, pemilik restoran justru mengalami kerugian akibat kejadian tak terduga saat mengantarkan makanan tersebut.
Di Singapura, banyak orang lebih memilih memesan makanan melalui aplikasi online atau langsung menelepon restoran. Banyak restoran lokal menawarkan layanan pengiriman untuk mempermudah berbelanja.
Laporan dari AsiaOne (27/12), baru-baru ini pemilik restoran House of Seafood di Singapura menerima pesanan makanan yang cukup banyak. Pelanggan ini memesan dua buah kepiting, satu buah kerapu merah, tumis kerang, seafood casserole, dan lima buah nasi putih.
Total makanan ini mencapai SGD 573,45 (Rp 6,7 juta). Pembeli meminta pembayaran dilakukan di tempat karena tidak menggunakan bank digital.
Akibat kejadian tak terduga, pemilik restoran seafood tersebut merugi Rp 6,7 juta Foto: 8Dunia
|
Pemilik restoran, Francis Ng, melihat tidak ada yang aneh dengan pesanan tersebut dan setuju untuk melakukan pengiriman. Ia sendiri langsung terjun untuk mengantarkan makanan ke salah satu flat di 83 Woodlands Street.
Namun saat makanan datang, Fransiskus terkejut saat pemilik rumah mengaku belum memesan makanan apa pun.
“Saya menghubungi nomor yang memesan makanan ini dan dia memastikan alamatnya benar. Dia juga meminta saya untuk melakukan video call kepadanya agar dia bisa berbicara dengan pemilik rumah,” jelas Fransiskus.
Akibat kejadian tak terduga, pemilik restoran seafood tersebut merugi Rp 6,7 juta Foto: 8Dunia
|
Namun yang lebih mengejutkannya adalah ketika pembeli tersebut memaki-maki pemilik rumah yang rupanya berhutang uang kepadanya.
“Jika kamu berhutang, kamu harus membayar dengan uang!” teriak pria yang memesan makanan itu.
“Kalau memang berani, datang dan tagih sendiri utangnya. Saya akan panggil polisi,” jawab pemilik rumah melalui ponsel Francis.
Saat itulah Fransiskus menyadari bahwa pesanan makanan tersebut sengaja dikirimkan pembeli untuk menagih hutang kepada pemilik rumah. Francis yakin bahwa makanannya tidak akan dibayar dan memutuskan untuk meninggalkan alamat tersebut.
“Saat itu sudah malam dan akhirnya saya membuang makanan senilai Rp6,7 juta yang terbuang sia-sia,” lanjut Fransiskus.
Pengelola restoran House of Seafood berusaha meminta pertanggungjawaban penagih utang, namun penagih utang mengaku tidak ada di rumah.
“Debt collector ini bilang ingin memesan makanan untuk dikirim kembali, tapi kami jelaskan pembayarannya harus dilakukan terlebih dahulu. Sejak itu jumlahnya belum tercapai,” pungkas perwakilan Seafood Chamber.
Menonton video “Membuat Anda Lapar: Wajib Dicoba! Makanan Turki di Sekitar Masjid Sultan Singapura“
[Gambas:Video 20detik]
(menangis/marah)