Jakarta

Sagu mempunyai sejarah yang panjang di Indonesia. Namun sayangnya, sagu kini dianggap sebagai tanaman marginal dan pemanfaatannya di berbagai daerah di Indonesia sudah jarang dilakukan.

Indonesia sangat kaya akan sumber daya pangan, termasuk sumber daya karbohidrat. Meski nasi kini menjadi makanan utama, sebenarnya masih banyak sumber karbohidrat lain yang bisa dikonsumsi.

Salah satunya adalah sagu. Dalam acara Celebrating Indonesian Gastronomy (9/2/2024), Ahmad Arif selaku peneliti sagu sekaligus penulis Papua Sagu for the World mengungkap fakta menarik seputar sagu.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Sagu dikatakan sebagai tanaman marjinal, padahal sagu mempunyai potensi yang sangat baik untuk dijadikan alternatif pengganti beras yang banyak dikonsumsi di dalam negeri. Banyak daerah di Indonesia yang juga memiliki olahan sagu yang enak dan patut untuk dicoba.

Berikut 7 fakta sagu, manfaat dan potensinya:

1. Tanaman sagu sudah ada sejak 50 ribu tahun yang lalu

Mengawali pembahasan mengenai sagu, Ahmad Arif mengatakan bahwa sagu sebenarnya merupakan makanan yang terbengkalai dari nenek moyang kita. Katanya sagu sebenarnya makanan zaman dahulu.

“Jejak pemanfaatannya dimulai sejak 50 ribu tahun lalu,” kata Ahmad Arif. Dijelaskannya pula, Marco Polo, seorang musafir yang berkelana ke berbagai penjuru Asia, pernah mencatat tentang sagu di Aceh. “Katanya ada roti yang sangat enak yang terbuat dari sagu. Sekitar 5000 tahun yang lalu,” imbuhnya.

2. Lahan sagu seluas 5 juta hektar

Foto udara hutan sagu di samping Kampung Yoboi di tepi Danau Sentani, Jayapura, Jumat (19/8/2022).  Hutan seluas 1.600 hektar ini menjadi daya tarik wisata di Kampung Yoboi karena memiliki 20 jenis tanaman sagu dan merupakan salah satu hutan dengan jenis sagu terbanyak di Indonesia.  ANTARA FOTO/Gusti Tanati/app/aww.Foto: ANTARA FOTO/Gusti Tanati

Bicara soal sagu, banyak yang mengasosiasikan tanaman ini dengan Papua. Tanaman sagu sebenarnya juga bisa ditemukan di daerah lain di Indonesia seperti Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.

Mengutip Flach (1997) dan UP4B (2014), Ahmad Arif mengungkapkan lahan sagu di Indonesia mencapai sekitar 5 juta hektar. “Sagu paling banyak asli di Papua, tapi sagu paling banyak ditanam di Siak, Riau,” kata Ahmad Arif.

3. Olahan sagu sangat beragam

Ahmad Arif mengungkap ironi olahan sagu yang banyak terdapat di berbagai daerah, namun kini sudah jarang disantap. Selain papeda yang terkenal dari Papua, masih banyak olahan sagu dari daerah lain.

Misalnya saja sagu timpan dari Aceh, mie laksa dari Kepulauan Riau, kue dari Jambi, bubur dari Kalimantan Timur dan Selatan, ongol-ongol dari Jawa Tengah, dan ilabulo khas dari Gorontalo.

4. Sagu merupakan salah satu keunikan di Indonesia

Mengapa sagu bisa menjadi bahan pangan pokok pengganti nasi?  Ini sebabnyaFoto: iStock

Ahmad Arif yang meneliti berbagai jenis sagu mengungkapkan, di Kampung Yoboi, Sentani, Jayapura, Papua terdapat jenis sagu yang bisa dimakan langsung. “Cukup dipotong, direbus, lalu dimakan. Rasanya manis seperti tebu,” kata Ahmad Arif.

Dijelaskannya, di Indonesia umumnya sagu berasal dari alang-alang dan palem. Yang diambil adalah tepung kanji dari pohonnya.

Lebih jelasnya ada di halaman berikutnya.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *