Jakarta

Manfaat dan efek samping minum kopi masih menjadi perdebatan para ahli. Benarkah minum kopi bisa mengatasi stres dan mencegah depresi? Ini adalah fakta.

Kopi tidak hanya dianggap sebagai minuman biasa, namun kandungan kafeinnya juga banyak dipercaya sebagai stimulan. Umumnya kopi diminum untuk membantu menghasilkan energi dalam waktu singkat sehingga membantu tubuh tetap terjaga saat beraktivitas.

Pada waktu-waktu tertentu, kopi juga dipercaya bisa menjadi minuman untuk menemani waktu bersantai Anda. Beberapa orang percaya bahwa kopi dapat membantu mereka rileks dan menenangkan diri dari stres saat beraktivitas.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Namun, bila Anda terlalu banyak mengonsumsi kopi, kandungan kafeinnya juga bisa memicu rasa cemas bahkan depresi. Lantas benarkah kopi bisa mengatasi stres atau sebaliknya?

Baca juga: Ayo! Amalkan 5 ikan enak ini untuk obati hipertensi

Berikut 5 fakta kopi melawan stres dan depresi menurut Psych Central:

5 Fakta Kopi dan Depresi, Benarkah Ampuh Atasi Stres?Kafein dapat bekerja dengan memblokir reseptor adenosin di otak. Foto: Getty Images/Svetlana Denisova

1. Pengaruh kopi pada otak

Kandungan kafein pada kopi dapat memberikan efek kompleks pada otak dan sistem saraf pusat. Kopi dapat merangsang kafein untuk berinteraksi dengan adenosin yang berperan dalam mengirimkan sinyal mengantuk pada tubuh.

Ketika adenosin aktif dan sinyalnya ditangkap oleh reseptor adenosin, otak akan mengalami kehilangan konsentrasi dan rasa kantuk. Banyak orang yang akhirnya memilih minum kopi saat mulai merasa mengantuk, yang pada akhirnya menyebabkan kafein bekerja dengan memblokir reseptor adenosin.

Jadi otak akan lebih tajam dan 'melek' setelah minum kopi. Sayangnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek kafein dapat mengganggu produksi serotonin, dopamin, dan noradrenalin yang berhubungan dengan depresi.

2. Efek jangka panjang dari kopi

Namun penelitian lain juga menyatakan bahwa kopi dikaitkan dengan penurunan risiko depresi. Pengamatan ini terungkap melalui penelitian tahun 2010 yang melibatkan 2.232 partisipan di Finlandia.

Para peneliti menemukan bahwa peminum kopi berat justru memiliki risiko depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan bukan peminum kopi. Dilanjutkan dengan penelitian yang melibatkan 50.739 partisipan wanita di Amerika Serikat, ditemukan bahwa risiko depresi berkurang pada pengguna kopi dalam skala yang lebih besar.

Namun, beberapa temuan ini terbatas pada pengamatan terhadap konsumen kopi berkafein. Pengamatan lebih lanjut masih diperlukan karena hubungan antara depresi dan kopi tanpa kafein belum ditemukan.

Fakta lainnya ada di halaman berikutnya.

Menonton video “M. Aboe Talib Kedai Kopi Tabanan Menyajikan Kopi Susu Saring Sejak Tahun 1940
[Gambas:Video 20detik]

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *