Yogyakarta

Dari Kotagede, Jogja, ada jajanan manis legendaris bernama kipo. Konon pembuatnya yang pertama adalah Ibu Djito yang usahanya masih banyak peminatnya hingga saat ini.

Kipo merupakan jajanan legendaris di Kotagede yang memiliki warna hijau cantik. Adonan luarnya terbuat dari campuran tepung ketan, tepung beras, santan, dan daun pandan.

Adonan tersebut dicampur menjadi satu lalu dipanggang di atas cangkir gerabah. Untuk isiannya, Kipo menggunakan gula merah cair dan kelapa parut yang akan terasa manis dan renyah saat digigit.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Berbicara tentang penjual kipo yang pertama, kata Bu Djito. Kue ini dibuat dan dijual oleh Mbah Mangun Irono di depan rumahnya pada tahun 1946.

Kipo Bu Djito merupakan jajanan khas Kotagede.  Foto diambil Selasa (27/2/2024).Kipo Bu Djito merupakan jajanan khas Kotagede. Foto diambil Selasa (27/2/2024). Foto: Duhita Diptyarani Tsabita/detikJogja

“Sejarahnya, kipo ini diproduksi oleh Kakek dan Ibu saya, Mbah Mangun Irono dan Ibu Djito Soeharjo. Nama Kipo Bu Djito masih dipakai sampai sekarang untuk mengenang jasa-jasa mereka, sayalah yang meneruskannya,” kata pemilik kipo saat ini. Kipo Bu Djito, Isteri, kepada detikJogja, di warungnya, Jalan Mondorakan, Kotagede, Jogja, Selasa (27/2/2024).

Sang istri mengatakan, setelah Mbah Mangun meninggal, ibu Djito melanjutkan usahanya. Nama kipo Puan Djito akhirnya terpilih menjadi merek dengan slogan 'kipo pertama dan asli khas Kotagede'.

Yang jelas nama Kipo merupakan kependekan dari 'iki opo' yang artinya apa ini. Bentuk jajanan ini kecil-kecil dan menimbulkan tanda tanya bagi yang melihatnya, makanya diberi nama kipo.

Sang istri mengaku masih menyimpan resep susu ibu neneknya. “Resep kipo ini diturunkan dari kakek saya Mangun Irono kepada saya,” jelasnya.

Kipo Bu Djito merupakan jajanan khas Kotagede.  Foto diambil Selasa (27/2/2024).Kipo Bu Djito merupakan jajanan khas Kotagede. Foto diambil Selasa (27/2/2024). Foto: Duhita Diptyarani Tsabita/detikJogja

Kipo Bu Djito menyediakan berbagai varian rasa. Namun hanya Kipo asli saja yang paling diminati, sehingga perusahaan tidak lagi memproduksi varian rasa lainnya.

“Setiap hari bisa terjual hingga 250 bungkus, pesanannya pun cukup banyak,” kata Istri.

Harga satu potong kipo pun terjangkau, detikers hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 3.000 saja. Satu bungkus kipo berisi lima kipo.

Sang istri berharap makanan tradisional bisa terus dilestarikan. Ia mengajak generasi muda untuk mengenal makanan tradisional.

“Semoga masyarakat terus melestarikan makanan kipo ini. Bagi generasi muda jangan tergiur dengan makanan siap saji, cobalah untuk lebih mengenal makanan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami dan murah,” kata Istri.

Sebagai informasi, kios Kipo Bu Djito buka mulai pukul 05.00 WIB hingga 15.00 WIB. Tak hanya berjualan kipo, detikers juga bisa mendapatkan jajanan seperti legomoro, ukel, dan banjar di kios ini.

Artikel ini ditulis oleh Azhar Hanifah dan Duhita Diptyarani Tsabita, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Menonton video “Bikin Lapar: Sabar Sabar Omelet Warung Mbak Yuni di Jogja!
[Gambas:Video 20detik]
(rak/adr)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *