Jakarta –
Berwisata tak lengkap tanpa menyantap bakso atau mie ayam. Di kawasan Kota Tua terdapat seorang penjual bakso yang selalu sibuk karena pembuatan baksonya yang enak.
Hidangan daging khas Indonesia bernama bakso populer sebagai comfort food yang selalu dicari dalam situasi apa pun. Sekalipun Anda sedang bepergian dan berlibur bersama keluarga.
Hampir di semua tempat rekreasi Anda bisa dengan mudah menjumpai penjual bakso dan mie ayam. Termasuk dalam kawasan Kota Tua yang populer sebagai taman rekreasi di Jakarta.
Di antara banyaknya penjual bakso dan mie ayam, ada Bakso dan Mi Ayam Bang Halia yang ramai pembeli. Ternyata Bang Jahe punya cara khusus dalam membuat bakso hingga menghasilkan sajian yang enak, berkualitas, namun murah.
Baca juga: Hebat! Ada Nasi Kebuli dan Biryani khas Timur Tengah di Kota Tua
Melanjutkan Bisnis Keluarga
Fahri atau lebih dikenal dengan Bang Jahe mengaku berjualan bakso dan mie ayam di kawasan Kota Tua untuk melanjutkan usaha menantunya. Sebelum berjualan bakso, ia berjualan susu jahe di pedagang kaki lima.
Seolah mengadu nasib, Fahri belajar meracik bakso dan mie ayam dari mertuanya. Kenyamanannya ternyata didapat dari berjualan bakso dan mie ayam di Jalan Teh, Kota Tua, Pinangsia, Jakarta Barat.
Sejak tahun 2019, Fahri akhirnya mengelola sepenuhnya Bakso dan Mie Ayam yang berlokasi di depan Gereja, Jalan Teh, Kota Tua, Jakarta Barat. Hingga saat ini ia masih bertahan dengan persaingan para pedagang makanan di daerah tersebut.
Fahri atau Bang Jahe mengaku belajar secara otodidak untuk mencari racikan bakso yang paling enak. Foto: detikcom/Diah Afrilian
|
Kreasi Resep Bakso Otodidak
Setelah menguasai betul penjualan bakso dan mie ayam, Fahri mengaku terus meningkatkan kualitas bakso yang dijualnya. Ia belajar secara otodidak dengan menonton video tutorial yang ia temukan di media sosial.
“Awalnya saya mencoba belajar dari video online, banyak sekali. Cara membuat bakso yang enak, hingga akhirnya saya menemukan caranya dan enak,” kata Fahri.
Diceritakan Fahri secara spesifik, dirinya juga punya pesanan sendiri saat menggiling daging untuk bakso di pasar. Ia memilih adonan bakso yang kental sehingga menghasilkan bakso yang renyah di luar namun padat dan lembut di dalam.
Beda dengan pembuat bakso lainnya, mereka menggunakan tulisan Wonogiri tapi banyak orang membeli bakso yang sudah jadi di pasar. Jadi saya tidak mau menggunakan nama daerah karena ini bahan saya sendiri dan bukan beli yang sudah jadi di pasar,” lanjut Fahri.