Jakarta

Menggabungkan seni dan makanan adalah ciri khas Janice Wong. Kali ini ia berkolaborasi dengan hotel bintang lima di Jakarta menghadirkan 'edible art wall' mulai dari coklat hingga kue spesial Natal.

Event spesial dan pembuatan hotel bintang lima untuk merayakan Natal selalu dinantikan. Salah satu hotel bintang lima di Jakarta, Intercontinental Jakarta Pondok Indah, menggelar Upacara Petir Pohon sebagai simbol akan segera tibanya Natal.

Perayaan Natal kali ini semakin spesial karena Intercontinental Jakarta Pondok Indah juga memperkenalkan kolaborasi spesialnya dengan coklat asal Singapura, Janice Wong.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Pondok Indah Intercontinental Jakarta kolaborasi dengan Janice Wong menghadirkan kue spesial Natal yaitu Christmas Wreath Cake. Kue hijau yang terdiri dari praline feuilletine renyah, spons raspberry, dan buah beri berair yang dilapisi pistachio mousse.

Janice WongInilah kreasi Christmas Wreath Cake karya Janice Wong bersama Intercontinental Pondok Indah. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Janice Wong juga hadir untuk menampilkan karya seninya yang dapat dimakan. 'Dinding seni yang dapat dimakan' bertajuk 'dinding coklat' ini dipajang di lobi hotel.

Papan kayu tersebut ia lapisi dengan kombinasi warna yang mewakili tema Natal, seperti hijau, merah, dan putih. Kreasi lukisan yang dapat dimakan ini kemudian disertai dengan hiasan bonbon coklat yang ditempelkan pada stik lolipop, dengan rasa kue black forest dan karamel serta rasa krim.

Kepingan salju putih juga tersebar di seluruh lukisan, membuat lukisan coklat Janice Wong semakin indah. Inilah inti dari seni yang dapat dimakan. Tak hanya enak dipandang, namun bisa dirasakan dengan selera di lidah.

Janice WongSeperti inilah seni dinding dimakan Janice Wong yang memadukan seni dan makanan. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Janice Wong sendiri merupakan seorang chef artist atau chocolatier asal Singapura yang terkenal dengan karyanya dalam memadukan seni dan makanan. Berbicara kepada detikFood (06/12), ide pembuatan karya seni tersebut pertama kali muncul saat Janice Wong berusia sekitar 26-27 tahun. Dia tiba-tiba berpikir mengapa tidak membuat karya seni yang bisa dimakan.

Terakhir, Janice Wong menata ulang makna seni. Menurutnya, seni adalah sesuatu yang harus dirasakan dan diserap. Dengan konsep seni yang diciptakan, menurut Janice mampu menghasilkan karya seni yang indah dan berbeda. Setiap orang tidak hanya dapat melihat seni ini dengan matanya sendiri, tetapi juga merasakannya dengan indra lainnya.

Janice Wong awalnya tidak memiliki latar belakang dunia kuliner. Ia memulai studinya di bidang ekonomi di National University of Singapore (SNU). Namun setelah lulus, Janice Wong melanjutkan studi kuliner di Le Cordon Bleu Paris.

Janice Wong selalu menyukai esensi seni dalam bisnis. Ia beralih ke seni kuliner karena ingin menciptakan sesuatu yang bisa memberikan dampak lebih besar dan menginspirasi banyak orang.

Janice WongJanice Wong mengaku coklat atau makanan manis sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

“Saya memang suka seni dalam berbisnis, tapi saya juga selalu ingin membuat sesuatu yang berdampak besar dan menginspirasi. Lho, kalau soal makanan dan kapan orang bisa membuat sesuatu yang kreatif. Itu yang bisa menginspirasi,” ungkapnya. pembuat coklat ini.

Janice Wong awalnya tidak berpikir bahwa dia akan menjadi seorang pembuat coklat. Seiring berjalannya waktu, dia menyadari kecintaannya pada coklat. Meski kehidupannya di industri ini tidak semulus yang ia kira, Janice Wong senang melakukan apa yang ia sukai.

Di antara banyaknya makanan tersebut, Janice Wong memilih makanan penutup, khususnya coklat, sebagai pelengkap karya seninya karena Janice Wong memiliki banyak kenangan indah tentang makanan tersebut sejak ia masih kecil.

“Waktu aku masih kecil, aku tinggal di Jepang selama 3 tahun. Saat itu aku masih kecil. Aku ingat aku sering makan banyak krim manis, seperti kecap, kue krim, aku banyak makan makanan manis. Semua yang manis-manis.” Jadi aku teringat kenangan masa kecilku dimana aku suka makanan manis. Saya juga sangat suka kuenya,” kata chef asal Singapura itu.

Dibesarkan dengan ketertarikan pada makanan manis, pembuat coklat ini akhirnya memilih bekerja di bidang yang dicintainya.

“Saya sangat menyukainya karena itu sudah menjadi bagian dari hidup saya. Anda tahu, sangat wajar melakukan apa yang Anda sukai,” tambahnya.

Janice WongJanice Wong juga memperkenalkan food artwork miliknya kepada para tamu yang hadir dalam acara tersebut. Foto: Detikcom / Atiqa Rana

Berbagai karya seni dimakan yang ia ciptakan sepertinya terinspirasi dari pengalamannya bertemu orang. Menurutnya, dengan bertemu orang baru, ia juga bisa melihat budaya dan lingkungan yang berbeda.

Di sinilah Janice Wong mengumpulkan ide dan mengubahnya menjadi karya seni yang dapat dimakan.

“Saya pikir bagi saya sangat penting untuk melihat bagaimana budaya di negara itu sendiri dan bagaimana masyarakatnya. Bagi saya, ini selalu tentang masyarakatnya. Jadi saya pikir saya datang ke ruang ini, lalu saya terinspirasi, dan mulai membuat karyaku,” jelasnya. .

Cokelat tersebut juga menyampaikan pesan sederhana tentang membuat makanan penutup Natal di rumah. Menurut Janice Wong, juru masak rumahan sebenarnya bisa dengan mudah membuat santapan Natal dengan melihat resep di media sosial. Namun yang penting diperhatikan adalah bahan-bahannya. Janice Wong menyarankan untuk fokus pada penggunaan bahan-bahan berkualitas.

“Dengan bahan-bahan yang bagus, Anda tinggal membuat masakannya lebih mudah,” kata chef berusia 40 tahun itu.

(aqr/odi)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *