Jakarta

Belakangan ini makan tahu goreng panas dengan cabai bubuk sedang menjadi tren. Namun sebelum mengikutinya, kenali bahaya dan risikonya bagi kesehatan!

Menyantap makanan yang disajikan hangat memang lebih nikmat. Namun perhatikan suhunya karena makanan yang masih terlalu panas dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Sementara itu, tantangan makan tahu pedas viral di media sosial. Tantangan yang berasal dari Tiongkok ini mengharuskan seseorang untuk memakan tahu goreng panas yang diambil langsung dari wajan setelah digoreng.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Tahu yang sudah digoreng kemudian diangkat dan dicelupkan ke dalam bubuk cabai, lalu langsung dimakan. Mereka yang menikmatinya sepertinya tahan terhadap panas.

tren panas di TikToktren panas di TikTok Foto: TikTok

Sejak itu, banyak orang tertantang untuk mencobanya. Begitu pula dengan para konten kreator dan pecinta kuliner di Indonesia. Namun perlu diingat bahwa tren pola makan bisa berbahaya.

Hal tersebut disampaikan oleh pembuat konten sekaligus dokter, Nadia Alaydrus. Melalui Instagram @nadialaydrus (14/12/23) ia menceritakan beberapa risiko yang mungkin terjadi.

Menurutnya, panas ekstrem bisa menyebabkan luka bakar di lidah dan rongga mulut. “Bisa melepuh, menimbulkan sariawan, dan rasa tidak nyaman di lidah,” ujarnya.

Bahkan risiko terburuknya bisa menyebabkan kanker esofagus atau kerongkongan. Suhu tinggi pada makanan dapat menimbulkan efek menyiksa pada saluran pencernaan bagian atas.

Mulai dari mulut hingga ke kerongkongan. Kondisi ini menyebabkan peradangan yang pada akhirnya dapat memicu kanker esofagus. Hal ini juga telah dibuktikan oleh beberapa peneliti.

“Makan makanan panas juga dapat melemahkan enamel gigi, lapisan pelindung luar gigi,” kata seorang pembuat konten dengan 443 ribu pengikut di Instagram.

Bahaya makan makanan panas tidak berhenti sampai disitu saja. Sebelum disantap, makanan panas biasanya ditiup terlebih dahulu untuk menurunkan suhunya.

Cara ini juga berbahaya. Penelitian yang dilakukan Nadia Alaydrus menjelaskan bahwa meniup makanan dapat mengkontaminasi makanan dengan bakteri.

Terbukti pada kue ulang tahun, orang yang meniup lilin pada kue tersebut menghasilkan lebih dari 1.400 bakteri dibandingkan dengan kue yang tidak ditiup, kata Nadia Alaydrus.

Meniup makanan akan memindahkan bakteri dari saluran pernafasan ke makanan tersebut. Daripada ditiup, lebih baik didiamkan beberapa menit hingga suhu turun.

Menonton video “Indonesia menduduki peringkat ke-6 negara dengan masakan terbaik di dunia menurut Taste Atlas
[Gambas:Video 20detik]
(rak/adr)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *