Jakarta

Makanan merupakan bagian penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Ada yang dikatakan membawa keberuntungan, namun ada pula yang justru dianggap membawa kesialan. Berikut mitos makanan Imlek yang membawa sial.

Tahun Baru Imlek atau Imlek memang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat keturunan Tionghoa setiap tahunnya. Salah satu agenda penting perayaan Imlek adalah makan bersama keluarga.

Jenis makanan yang disajikan tidak boleh asal-asalan. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa menyajikan jenis makanan tertentu dapat membawa keberuntungan di tahun baru. Sebut saja siomay atau lumpia yang melambangkan kemakmuran.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Namun di sisi lain, mereka juga masih mempercayai mitos-mitos yang diturunkan dari nenek moyang mereka. Mitos ini mengungkapkan bahwa beberapa makanan dan cara makan tidak boleh dilakukan saat Tahun Baru Imlek karena dianggap membawa sial.

Mengumpulkan Lezat (20/12/2023), berikut 7 mitos makanan Imlek yang dianggap membawa sial:

1. Jangan makan sayap ayam

Sayap ayam memang enak, tapi orang Tionghoa tidak menyajikannya saat Tahun Baru Imlek. Sebab sayap yang identik dengan terbang dipercaya melambangkan keberuntungan yang akan 'terbang' di tahun baru jika dimakan.

Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa juga tidak menyajikan hewan bersayap lainnya sebagai santapan Tahun Baru Imlek. Misalnya kalkun yang juga seperti ayam, menggaruk punggungnya. Hal ini dapat diartikan sebagai “hidup di masa lalu” atau “kebutuhan untuk mencari nafkah”.

2. Lobster dan kepiting juga dihindari

Kepiting halal atau haramFoto: Getty Images/iStockphoto/edwinap84

Masakan Imlek juga tidak diwarnai dengan lobster, kepiting atau krustasea lainnya karena menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, makanan laut jenis ini bergerak ke belakang atau ke samping, bukan ke depan.

Mereka khawatir memakannya pada Hari Tahun Baru merupakan kemunduran besar. Lebih baik menyajikan makanan laut lainnya seperti ikan apa pun karena ia berenang ke depan.

3. Makanan berwarna putih

Dalam tradisi Tionghoa, warna putih merupakan warna pembawa sial atau pembawa sial karena melambangkan kematian. Jadi semua makanan berwarna putih seperti tahu, telur, nasi, dan kembang kol biasanya tidak disajikan saat Tahun Baru Imlek.

Masyarakat Tionghoa biasanya memilih menyajikan makanan dengan warna-warna cerah seperti hijau, kuning, dan oranye yang melambangkan hal-hal baik seperti kemakmuran, kebahagiaan, dan keberuntungan.

4. Makan mie tidak boleh pecah

Aromanya yang bau membuat mual, mie bekicot ini bahkan digandrungi di ChinaFoto: SCMP/Berita Laman

Mitos makanan Imlek lainnya yang dianggap membawa sial adalah terkait makan mie. Jangan memecahkan mie saat memakannya. Karena mie melambangkan umur panjang. Kekhawatirannya adalah jika Anda berhenti makan mie, angka harapan hidup Anda juga akan menurun

Penggunaan sumpit juga perlu Anda perhatikan saat makan mie. Jangan meletakkannya tegak di dalam mangkuk atau piring karena melambangkan dupa untuk menghormati orang mati di Tiongkok. Hal ini juga dianggap membawa sial.

Mitos makanan yang membawa sial saat Imlek ada di halaman berikutnya.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *