Jakarta –
Ayam Brand adalah merek makanan kaleng yang populer di Asia Tenggara. Meski namanya sangat lokal, namun siapa sangka brand ini diciptakan oleh seorang pebisnis asal Perancis.
Makanan kaleng sudah lama menjadi makanan pokok karena praktis dan tahan lama. Salah satu brand terkenal di Asia Tenggara khususnya Malaysia dan Singapura adalah Ayam Brand.
Sesuai dengan namanya, makanan kaleng ini memiliki logo ayam pada kemasannya. Produk-produk tersebut antara lain sarden, tuna kalengan, dan kacang panggang.
Ayam Brand memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya menjadi makanan favorit di Asia Tenggara. mengutip Dikatakan (26/2/2024), Ayam Brand bermula dari usaha seorang pengusaha Perancis bernama Alfred Clouet pada tahun 1892.
Ia pertama kali tiba di Singapura pada tahun 1891. Setahun kemudian, Clouet mendirikan perusahaan ekspor-impor bernama A. Clouet & Co.
Alfred Clouet, pendiri merek Ayam Brand. Foto: Kata Malaysia
|
Saat itu, Singapura masih menjadi bagian dari British Malaya. Pengusaha asal Prancis itu juga mencari peluang untuk fokus mengimpor produk premium seperti parfum Prancis dan wine Bordeaux. Sebab ada permintaan dari warga Inggris yang saat itu berada di Singapura.
Namun, ternyata menjual parfum dan wine tidak untung seperti yang dikiranya. Clouet akhirnya memilih mengimpor makanan kaleng.
Ketika teknologi pendingin belum tersedia secara luas, makanan kaleng dianggap sebagai barang mewah. Makanan kemasan jenis ini dinilai memiliki teknologi terbaik yang hanya bisa diakses oleh orang kaya.
Namun Clouet mencoba membuat makanan kaleng dapat diakses oleh semua orang. Ia membuat logo perusahaannya berupa ayam jago Galia yang melambangkan Perancis. Clouet mulai memproduksi sarden kalengan pada tahun 1889.
Produk Clouet kala itu ternyata banyak diminati masyarakat luas. Ia memperluas jangkauan produknya dengan jenis makanan kaleng lainnya seperti kacang polong dan jamur.
A. Logo produk Clouet & Co. saat itu menampilkan medali emas yang diraih merek tersebut pada Exposition Universelle (Universal Exposition) 1900 di Paris.
Tampilan logo Ayam Brand lama. Foto: Kata Malaysia
|
Lalu kenapa nama produknya Ayam Brand? Rupanya dipengaruhi oleh pengucapan masyarakat setempat. Saat itu, penjual dan pembeli sama-sama kesulitan dalam mengucapkan merek Clouet.
Akhirnya mereka mulai mengidentifikasi produk tersebut sebagai “chicken chop” atau berarti “merek ayam” dalam bahasa Melayu. Ini didasarkan pada logo produk dan pengucapan “ayam” yang lebih sederhana.
mengikuti Pos Pagi Tiongkok Selatanperusahaan memutuskan untuk secara resmi mengubah merek produknya menjadi “Merek Ayam”, tepat sebelum pecahnya Perang Dunia II.
Produk ini kemudian dipasarkan lebih luas setelah Ayam Brand berada di bawah perusahaan Swiss bernama Denis Group. Mereka mengambil alih merek Ayam Brand sekitar tahun 1950.
Kemudian pada tahun 1954, oleh perusahaan yang juga dikenal dengan nama Denis Brothers Company, Ayam Brand mulai dipasarkan ke berbagai negara Asia dan kawasan lain seperti Australia, Perancis, Selandia Baru dan Inggris.
Manajemen baru juga memperluas portofolio mereknya dengan memperkenalkan produk tuna kalengan, buah-buahan dan sayuran kaleng, aneka saus Asia, serta produk kelapa seperti santan dan santan.
Produk Ayam Brand kini semakin beragam. Foto: Kata Malaysia
|
Saat ini Ayam Brand tetap berpusat di Singapura, meski umumnya produknya dibuat di Malaysia. Mereka memiliki dua pabrik di Taiping sejak tahun 1975 dan Batu Pahat sejak tahun 2000.
Perusahaan juga membuka pabrik di Ho Chi Minh, Vietnam pada tahun 2015. Selain itu, pihaknya berencana membuka pabrik lain di Indonesia pada tahun depan.
Meski merek Ayam Brand sudah dikenal luas, namun nama Clouet masih bisa ditemukan di perusahaan distribusinya. Misalnya, A. Clouet & Co. (KL) Sdn. Bhd. untuk Malaysia, Clouet Trading Pte. Ltd. untuk Singapura, dan A. Clouet (Australia) Pty. Ltd. untuk Australia dan Selandia Baru.
(alamat/pergi)