Jakarta –
Mixue, merek es krim dan bubble tea murah yang kini menjamur di Indonesia. Bisnis ini didirikan di China oleh 2 bersaudara dan kini sukses meroket dengan nilai bisnis mencapai miliaran ringgit!
Perpaduan dengan maskot Snow King berhasil menghilangkan anggapan bahwa es krim dan bubble tea enak pasti mahal. Mereka menawarkan keduanya dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Di Indonesia, Mixue menjual es krim mulai Rp 8 ribu, sedangkan bubble tea dijual Rp 16 ribu. Tak heran jika Mixue begitu populer hingga cabang franchisenya pun berkembang pesat di Indonesia.
Tapi tahukah Anda bagaimana Mixue dimulai dan sekarang menjadi cumi-cumi bisnis bernilai miliaran dolar? Kutipan Kata Malaysia (27/2/2024), Mixue didirikan oleh Zhang Hongchao dan saudaranya, Zhang Hongwei. Mereka tumbuh di Henan, Cina.
Kedua kakak beradik ini memiliki latar belakang yang sederhana sehingga merupakan individu dengan etos kerja yang tinggi. Baik Hongchao maupun Hongwei sama-sama ingin sukses.
Zhang Hongchao, pendiri Mixue. Foto: Kata Malaysia
|
Saat remaja, Hongchao yang lebih tua mengambil pekerjaan serabutan. Mulai dari bengkel sepeda motor, bekerja sebagai petani, hingga menjadi restoran. Ia kemudian belajar secara otodidak hingga berhasil masuk Universitas Henan jurusan ekonomi dan hukum pada tahun 1996.
Setahun kemudian, Hongchao memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Dia meminjam 3.000 yuan (Rp6,5 juta) dari neneknya untuk mendirikan toko es serut di Zhengzhou. Gerai ini sepertinya merupakan awal dari Mixue, namun nyatanya gerai tersebut tidak bertahan lama.
Frustrasi dengan bisnisnya, Hongchao pindah ke kota lain untuk menjual tanghulu atau buah-buahan berlapis gula karamel yang populer di Tiongkok. Namun lagi-lagi dia gagal.
Pada musim semi tahun 1999, Hongchao kembali ke kampung halamannya dan membuka bar baru yang kemudian menjadi fondasi Mixue. Namun sekali lagi bisnisnya tidak berjalan dengan baik.
Tahun 2000 adalah masa keberuntungannya. Ia akhirnya berhasil meluncurkan gerai Mixue yang pertama. Bersama saudaranya, Hongwei, kedua saudara Zhang mengelola dan mengembangkan bisnisnya.
Mixue telah mendapatkan reputasi yang baik dengan lokasinya yang strategis, dekat sekolah. Alhasil, menu mereka menjadi favorit pelajar.
Bisnis Zhang bersaudara akhirnya stabil ketika mereka menemukan formula bisnis yang 'ajaib'. Mereka menjual bubble tea seharga 1 yuan atau sekitar Rp 2.100.
Alhasil, Mixue bisa dibeli oleh semua kalangan. Mereka juga memiliki banyak penggemar di kalangan generasi muda.
Es krim soft serve adalah favorit di Mixue. Foto: Kata Malaysia
|
Pada tahun 2006, Mixue menambahkan menu baru berupa es krim soft serve. Es krim ini juga dijual dengan harga murah. Tak butuh waktu lama menu baru ini menjadi populer.
Lalu apa rahasia Mixue mampu menjual bubble tea dan es krim dengan harga murah di tengah ketatnya persaingan industri? Rahasianya karena mereka membuat pabrik sendiri.
Pada tahun 2012, Henan Daga Food Company Ltd. didirikan untuk membuat Mixue Ice Cream & Tea memproduksi bahan bakunya sendiri. Mereka bahkan mematenkan teknologinya.
Ketika popularitas Mixue meroket, saudara-saudara akhirnya memperluas bisnis mereka ke luar Zhengzhou. Pasar internasional pertamanya adalah di Vietnam pada tahun 2018.
Pada tahun 2021, Mixue diperkirakan memiliki valuasi hingga USD 2,8 miliar, melampaui merek bubble tea premium seperti Nayuki's Tea dan Hey Tea. Pendapatannya juga mengesankan, sebesar USD 1,4 miliar, seperti yang diungkapkan Hiu berikutnya.
Toko serba ada berkembang di luar Tiongkok, termasuk di Malaysia dan Indonesia. Foto: Kata Malaysia
|
Dengan riset pasar yang menyeluruh dan pendekatan yang disesuaikan dengan selera lokal, Mixue terus melambung. Pada tahun 2022 mereka akan memasuki pasar Malaysia. Menu yang ditawarkan beragam dengan harga jual yang wajar.
Toko Mixue semakin berkembang karena dipasarkan dengan konsep waralaba dengan biaya pembukaan lebih murah dibandingkan merek lain. Biayanya sekitar RM 8.000 atau sekitar Rp 26,4 juta.
Saat ini terdapat lebih dari 240 cabang Mixue di Malaysia. Kedepannya akan lebih banyak lagi. Hal ini semakin memperkuat posisi Mixue sebagai 'kerajaan' bisnis.
(alamat/pergi)