Jadi –
Menjelang Ramadhan, di Demak ada tradisi Megengan yang diadakan warga. Sate bekicot menjadi sajian yang identik dengan tradisi ini.
Sate bekicot dalam tradisi Megengan biasanya disajikan dengan bumbu kacang. Kemudian disajikan sebagai topping berbagai menu lontong seperti lontong lodeh atau lontong opor.
Untuk mengolahnya perlu beberapa trik agar tekstur bekicot empuk. Mulai dari mencuci, merebus, memisahkan kulit, membersihkan, merebus, dan lain sebagainya.
“Kalau saya cari megengan, yang pertama saya cari adalah sate bekicot, karena ini khas Megengan yang ada di Demak,” kata salah satu pengunjung asal Mangunjiwan, Demak, Sapto Sari Djati, Senin (11/3/2024).
Sate Keong merupakan makanan khas Megengan di Demak, Senin (11/3/2024). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
|
Sari, begitu ia disapa, selalu mencari sate bekicot saat Megengan karena enak untuk dinikmati. Ia juga membeli beberapa tusuk sate untuk dibawa pulang setelah mencobanya di warung makan.
“Iya, saya berkesempatan mencobanya di sini. Nah, ini untuk yang di rumah selain ngemil sambil nonton TV,” ujarnya.
Sementara itu, penjual sate kerang, Katarina Wahyu Sulistyowati mengatakan, sate kerang merupakan makanan khas Megengan. Menurutnya, sate bekicot Megengan sudah ada sejak Sunan Kalijaga.
“Di sini ada makanan khas Megengan yaitu lontong lodeh sate keong. Sejarahnya ada di masyarakat desa Sunan Kalijaga, mungkin bekicot adalah salah satu sumber lauk pauk yang membuat 5 sehat dan 5 sempurna,” kata Lilis. nama panggilan.
Ia mengatakan bekicot itu sehat karena tidak diperoleh dari sawah. Pasalnya bekicot di sawah merupakan musuh para petani yang telah terkontaminasi obat-obatan tanaman kimia.
“Lihat di Blumbang, di areal kebun jambu biji ada selokan untuk jambu air. Kalau ketemu di sawah akan diobati, karena hama pengganggu. Kalau sehat, halal,” jelas Lilis.
Sate bekicot diolah sedemikian rupa sehingga teksturnya lembut. Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
|
Katanya, cara mengolah bekicot dijamin bersih dan enak. Karena bekicot dibersihkan dan dimasak beberapa kali.
“Prosesnya kita cuci bersih, masih ada cangkangnya, bagian bawahnya kita lubangi, setelah itu kita rebus dengan garam. Setelah itu kita keluarkan. Lalu kita bersihkan lagi sampai hilang. Lumpurnya habis, kita masak lagi lalu kita bumbui dengan bumbu bacem, ”ujarnya.
“Ada bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, salam, laos, gula jawa, garam. Tinggal direbus dan ditusuk satenya lalu dicampur bumbu kacang sebagai pelengkapnya,” imbuh perempuan asal Tanubayan Baru, Bintoro, Demak ini.
Artikel ini telah tayang di detikjateng dengan judul “Enaknya Sate Siput yang Selalu Diburu Saat Digelar di Demak”
(adr/adr)